START HERE.....
Saya adalah salah satu mahasiswi pascasarjana program studi PAUD di salah satu universitas negeri di Jakarta. Kenapa saya memilih jurusan PAUD? Jawaban saya 6 tahun yang lalu, ya mungkin alasan yang jelas sebagaimana kebanyakan orang yaitu, karena saya tidak keterima pada pilihan pertama. YOU WRONG !!!!, alias SALAH BESAR. PAUD memang benar adalah pilihan kedua saya setelah saya memilih jurusan yang banyak diincar orang yaitu HUKUM. Sebenarnya saya diterima di jurusan hukum jurusan yang saya banggakan namun secara hati tidak saya inginkan. Background saya sebagai preman (***zaman SMA) inilah yang memaksa saya untuk mengambil jurusan HUKUM namun apa daya hati saya tidak ikhlas menjalaninya. Pertarungan hati dimulai tepat pada tahun 2009 saya mantapkan hati masuk pada kelas PAUD (gengsi awalnya, salah satu cuitan yang masih saya ingat “ masa preman masuk jurusan PAUD??? Males mikir ya? Biar gampang ya? kan PAUD cuma nyanyi sama tepuk tangan doang, hhhaaa“ dsb lagi ejekan serta bully’an dari teman2). Lalu muncul pertanyaan, Apakah Saya menyesal masuk PAUD?? Bisa dikatakan TIDAK. Justru saya belajar menerima pilihan hati saya yang memang di ridhoi oleh Allah SWT. Tuhan mentakdirkan hal demikian karena banyak rencana dibalik semua takdirnya itu.
Namun, entah kenapa banyak orang diluar sana yang menyepelekan atau merendahkan jurusan yang saya pilih ini. Pernah suatu ketika ada yang bertanya pada saya "Lo kuliah dimana? jurusan apa?". Saya menjawab "kuliah di *** jurusan PAUD". Teman saya yang bertanyapun langsung nyeletuk "PAUD ngapain kuliahnya? Paling nyanyi-nyanyi sama tepuk tangan doang kan??, temen gw aja bisa jadi guru PAUD tuh cuma lulus SMP". Sayapun tak lantas diam mendengar hal tersebut, saya katakan "itu kalau PAUD yang ngajar ibu-ibu RT (rumah tangga) ngajarnya sekedar ngajar kayak ngajar anaknya, ga pake teori, beda kalau yang ngajar nantinya lulusan PAUD itu sendiri, karena udah tau teori mendidik dan mengajar anak yang sesuai kayak gimana". Temen saya pun masih menjawab "ya sayang aja kuliah cape-cape tapi jadi guru PAUD, mending langsung ngajar aja kayak ibu gw". Saya pun hanya tertawa mendengar hal itu.
Sepenggal cerita diatas memang bukan hanya saya yang mengalami sering teman-teman jurusan juga dapatkan cibirin tersebut, ketika ada yang bertanya pada kami. Ya memang pengetahuan orang-orang belum seluas jagat raya mengenai dunia pendidikan anak usia dini (PAUD). Mereka hanya memandang sebelah mata, tidak melihat dari dekat. Padahal jika dipikirkan kembali, guru PAUDlah yang nantinya menentukan bagaimana kelak masa depan anak-anak usia dini yang ada. Jika anak-anak masih diajar dan dididik dengan cara yang asal dan model yang salah yang sama dengan cara ketika ibu kita dididik oleh nenek kita, entah akan jadi apa bangsa ini ke depannya?
entah akan seperti apa rupa bangsa ini nantinya??
mungkin akan tetap sama seperti tahun ini atau bahkan tahun-tahun lalu, jika seperti itu bagaiman bangsa ini bisa maju?
Maka dari itu, ubah mindset kalian tentang kami para mahasiswa/i PAUD. Bantu kami untuk dapat menciptakan generasi penerus bangsa yang lebih baik dari sebelumnya, sebab anak usia dini adalah anak yang sedang berada di masa keemasan. Maka dari itu perlu diberikan stimulasi yang tepat dan sesuai dengan usia dan tahapan perkembangannya.
Mari kita sama-sama ciptakan perubahan, untuk generasi muda yang lebih berkualitas dan hal itu dimulai dari anak usia dini. Salam Anak Indonesia :*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar